Dikutip
dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif
al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah bulan sholawat
kepada Nabi saw, karena ayat Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna
‘alan Nabiy … diturunkan pada bulan itu.(Ma Dza Fiy Sya’ban?)
Tuanku Kanjeng Syaikh‘Abdul Qadir al-Jailaniy berkata, “Malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling mulia setelah Lailatul Qodr.” (Kalaam Habiib ‘Alwiy bin Syahaab)
Konon
Sayidina Ali bin Abi Tholib Karromalloohu Wajhah meluangkan waktunya
untuk ibadah pada 4 malam dalam setahun, yakni: malam pertama bulan
Rojab, malam 2 hari raya, dan malam Nishfu Sya’ban. (Manhajus Sawiy dan
Tadzkiirun Nas)
Al-Imam
As-Subkiy.rhm berkata, bahwa malam Nishfu Sya’ban menghapus dosa
setahun, malam Jum’at menghapus dosa seminggu, dan Lailatul Qodr
menghapus dosa seumur hidup.
Diriwayatkan kapadaku bahwa
Sahabat Nabi Usamah bin Zaid.ra berkata kepada Nabi SAW, “Ya Rasulullah,
aku belum pernah melihat engkau berpuasa di bulan lain lebih banyak
dari puasamu di bulan Sya’ban.”
Kata
Nabi, “Bulan itu sering dilupakan orang, karena diapit oleh bulan Rajab
dan Ramadhan, padahal pada bulan itu, diangkat amalan-amalan (dan
dilaporkan) kepada Tuhan Rabbil Alamin. Karenanya, aku ingin agar
sewaktu amalanku dibawa naik, aku sedang berpuasa.” (HR Ahmad dan Nasai –
Sunah Abu Dawud).
Adapun keutamaan bulan Sya’ban lainnya akan lebih jelas lagi dalam hadis-hadis berikut:
Hadis Pertama
Aisyah
RA bercerita bahwa pada suatu malam dia kehilangan Rasulullah SAW, ia
keluar mencari dan akhirnya menemukan beliau di pekuburan Baqi’, sedang
menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata, “Sesungguhnya Allah
Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya’ban dan
mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb.”
(HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadis Kedua
Diriwayatkan
oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “
“Sesungguhnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban mengawasi seluruh
mahluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau orang yang
bermusuhan.” (HR Ibnu Majah)
Hadis Ketiga
Diriwayatkan
dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika malam
Nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di
siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari
terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, ‘Adakah yang
beristighfar kepada Ku, lalu Aku mengampuninya, Adakah yang memohon
rezeki, lalu Aku memberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala’, lalu
Aku menyelamatkannya, adakah yang begini (2x), demikian seterusnya
hingga terbitnya fajar.” (HR Ibnu Majah).
Demikianlah keutamaan
dan kelebihan malam Nishfu Sya’ban, marilah kita manfaatkan malam yang
mulia ini untuk mendekatkan diri dan memohon sebanyak-banyaknya kepada
Allah.
Amalan di Malam Nishfu Sya’ban
Mengenai doa dimalam nisfu sya’ban adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits2 berikut :
Sabda
Rasulullah saw : “Allah mengawasi dan memandang hamba hamba Nya di
malam nisfu sya’ban, lalu mengampuni dosa dosa mereka semuanya kecuali
musyrik dan orang yg pemarah pada sesama muslimin” (Shahih Ibn Hibban
hadits no.5755)
Berkata Aisyah ra : disuatu malam aku kehilangan
Rasul saw, dan kutemukan beliau saw sedang di pekuburan Baqi’, beliau
mengangkat kepalanya kearah langit, seraya bersabda : “Sungguh Allah
turun ke langit bumi di malam nisfu sya’ban dan mengampuni dosa dosa
hamba Nya sebanyak lebih dari jumlah bulu anjing dan domba” (Musnad Imam
Ahmad hadits no.24825)
Berkata
Imam Syafii rahimahullah : “Doa mustajab adalah pada 5 malam, yaitu
malam jumat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan
rajab, dan malam nisfu sya’ban” (Sunan Al Kubra Imam Baihaqiy juz 3 hal
319).
Dengan fatwa ini maka kita memperbanyak doa di malam
itu, jelas pula bahwa doa tak bisa dilarang kapanpun dan dimanapun, bila
mereka melarang doa maka hendaknya mereka menunjukkan dalilnya?
Bila
mereka meminta riwayat cara berdoa, maka alangkah bodohnya mereka tak
memahami caranya doa, karena caranya adalah meminta kepada Allah.
Pelarangan
akan hal ini merupakan perbuatan mungkar dan sesat, sebagaimana sabda
Rasulullah saw : “sungguh sebesar besarnya dosa muslimin dg muslim
lainnya adalah pertanyaan yg membuat hal yg halal dilakukan menjadi
haram, karena sebab pertanyaannya” (Shahih Muslim)
Disunnahkan
malam itu untuk memperbanyak ibadah dan doa, sebagaimana di Tarim para
Guru Guru mulia kita mengajarkan murid muridnya untuk tidak tidur
dimalam itu, memperbanyak Alqur’an doa, dll.
Sanggahan Habib Munzir Al Musawwa tentang Bid’ah-nya nishfu sya’ban
Sebenarnya
peringatan seperti apa yang dilakukan pada perayaan tersebut??Puasa,
sholat malam, membaca surah yasin 3x beserta doa nisfu sya’ban setelah
sholat magrib atau ada yang lainnya……
Yg paling pokok adalah
berdoa, karerna memang ada pendapat para Mufassirin bahwa malam nisfu
sya’ban adalah malam ditentukannya banyak takdir kita, walaupun pendapat
yg lebih kuat adalah pd malam lailatul qadar.
Namun bukan
berarti pendapat yg pertama ini batil, karena diakui oleh para
muhadditsin, bisa saja saya cantumkan seluruh fatwa mereka akan malam
nisfu sya’ban beserta bahasa arabnya, namun saya kira tak perlulah kita
memperpanjang masalah ini pada orang yg dangkal pemahaman syariahnya.
Para
ulama kita menyarankan membaca surat Yaasiin 3X, itu pula haram
seseorang mengingkarinya, kenapa dilarang?, apa dalilnya seseorang
membaca surat Alqur’an?, melarangnya adalah haram secara mutlak.
Sebagaimana
Imam Masjid Quba yg selalu menyertakan surat AL Ikhlas bila ia menjadi
Imam, selalu ia membaca Al Ikhlas di setiap rakaatnya setelah surat
ALfatihah, ia membaca alfatihah, lalu al ikhlas, baru surat lainnya,
demikian setiap rakaat ia lakukan, dan demikian pada setiap shalatnya,
bukankah ini kebiasaan yg tak diajarkan oleh Rasul saw?, bukankah ini
menambah nambahi bacaan dalam shalat?
Maka makmumnya berdatangan
pada Rasul saw seraya mengadukannya, maka Rasul saw memanggilnya dan
bertanya mengapa ia berbuat demikian, dan orang itu menjawab Inniy
Uhibbuhaa (aku mencintainya), yaitu ia mencintai surat Al Ikhlas, hingga
selalu menggandengkan Al Ikhlas dg Alfatihah dalam setiap rakaat dalam
shalatnya.
Apa jawaban Rasul saw?, apakah rasul saw berkata :
“kenapa engkau buat syariah dan ajaran baru?, kenapa membuat ibadah
baru?, apakah ibadah shalat yg kuajarkan belum sempurna???
Beliau
tak mengatakan demikian, malah seraya berkata : Hubbuka iyyahaa
adkhalakal Jannah (cintamu pada surat Al Ikhlas itulah yg akan membuatmu
masuk sorga). hadits ini dua kali diriwayatkan dalam Shahih Bukhari.
Dan shahih Bukhari adalah kitab hadits yg terkuat dari seluruh kitab
hadits lainnya untuk dijadikan dalil.
Maka jelaslah Rasul saw tak
melarang berupa ide ide baru yg datang dari iman, selama tidak merubah
syariah yg telah ada, apalagi hal itu merupakan kebaikan,
dan doa
nisfu sya;ban adalah mulia, apa yg diminta?, panjang umur dalam taat
pada Allah, diampuni dosa dosa, diwafatkan dalam husnul khatimah.
Salahkah
doa seperti ini?, akankah perkumpulan seperti ini dibubarkan dan
ditentang? mengenai malam pertama bulan rajab Imam Syafii berfatwa bahwa
itu adalah mustajab doa pula, sebagaimana malam jumat dan malam nisfu
sya’ban, dan Imam syafii bukanlah berfatwa dari hawa nafsunya.
Mengenai risalah yg anda nukil itu maka jawaban saya, jawaban saya diatas telah menjawab seluruh ungkapan itu.
- Kami tidak mengajarkan shalat nisfu sya’ban.
- Sepanjang ucapan nukilan diatas, adakah hadits yg melarang doa di malam nisfu sya’ban?
Tunjukkan pada saya satu hadits shahih atau dhoif yg melarang doa di malam nisfu sya’ban?
Nisfu sya’ban tak ada perayaan, siapa pula yg merayakannya?, cuma sebahagian sahaja yg menuduh sbb hati busuknya.
Kalau
untuk partai mereka sih, ngga pake bid’ah dan musyrik, walau pakai
pesta kampanye dan memajang foto fotonya di masjid dan dimana mana, itu
sih ngga apa2, juga hari ulang tahun partainya, buat pesta besar2an dg
dangdutan segala, itu sih ngga apa2, tapi nisfu sya’ban bid;ah.
mengenai
fatwa Imam syafii tentunya debu di kaki Imam Syafii lebih mulia dari
seribu bin baz, karena Imam syafii sudah menjadi Imam sebelum Imam
Bukhari lahir, dan ia adalah guru dari Imam Ahmad bin Hanbal, sedangkan
Imam Ahmad bin Hanbal itu hafal 1 juta hadits dg sanad dan matannya, dan
Imam Ahmad bin Hanbal berkata : 20 tahun aku berdoa setiap malam untuk
Imam syafii,dan Imam Syafii adalah Imam besar yg ratusan para Imam
mengikuti madzhabnya, mengenai Imam Ghazali beliau adalah Hujjatul
Islam, telah hafal lebih dari 300 ribu hadits dg sanad dan hukum
matannya.
Petikan Dari Pondok Habib
Nisfu
Sya'ban adalah hari peringatan Islam yang jatuh pada pertengahan bulan
Sya'ban. Dalam kalangan Islam, Nisfu Sya'ban diperingati menjelang bulan
Ramadhan. Pada malam ini biasanya diisi dengan pembacaan Surat Yaasiin
tiga kali berjamaah dengan niat semoga diberi umur panjang, diberi rizki
yang banyak dan barokah, serta ditetapkan imannya.
Peringatan
Nisfu Sya'ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar sebagai
yayasan pendidikan tertua di Mesir bahkan di seluruh dunia selalu
memperingati malam yang sangat mulia ini. Hal ini karena diyakini pada
malam tersebut Allah akan memberikan keputusan tentang nasib seseorang
selama setahun ke depan. Keutamaan malam nisfu Sya'ban diterangkan
secara jelas dalam kitab Ihya' Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.
Imam
Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh
dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan
Sya’ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya.
Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh.
Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak
sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun.
Karepa pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia
penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.
Para ulama
menyatakan bahwa Nisfu Sya’ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan
atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan
pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang
saleh.
HADIST KEUTAMAAN NISFU SYA’BAN
Tentang
keutamaan malam Nisfu Sya’ban ini, dimana kita dianjurkan untuk
melakukan ibadah terutama untuk memohon ampun, memohon rezeki dan umur
yang bermanfaat, terdapat beberapa hadis yang menurut sebagian ulama
sahih. Diantaranya
Hadist pertama
Diriwayatkan dari Siti A’isyah ra berkata, : "Suatu
malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku
menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku
gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah
usai salat beliau berkata: “Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian?”.
Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang
tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud
begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang
ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah malam
nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia
memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang
meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R. Baihaqi) .
Hadits Kedua
Diriwayatkan
dari Siti Aisyah ra bercerita bahwa pada suatu malam ia kehilangan
Rasulullah SAW. Ia lalu mencari dan akhirnya menemukan beliau di Baqi’
sedang menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata: “Sesungguhnya
Allah Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nishfu Sya’ban dan
mengampuni (dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb.”
(HR Turmudzi, Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadis Ketiga
Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya
Allah pada malam nishfu Sya’ban mengawasi seluruh mahluk-Nya dan
mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR Ibnu Majah)
Hadis Keempat
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika
malam nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah
di siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari
terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, Adakah yang
beristighfar kepada Ku, lalu Aku mengampuninya, Adakah yang memohon
rezeki, lalu Aku memberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala’, lalu
Aku menyelamatkannya, demikian seterusnya hingga terbitnya fajar.” (HR Ibnu Majah).
Demikianlah
keutamaan dan kelebihan malam Nishfu Sya’ban yang Insya Allah akan
jatuh pada Senin tgl 26 Juli 2010 sore hingga subuh . Marilah kita
manfaatkan malam yang mulia ini untuk mendekatkan diri dan memohon
ampunan dan berdzikir sebanyak-banyaknya kepada Allah. SWT
KESIMPULAN
Dari
paparan di atas, kita sebagai umat Islam semestinya tidak melupakan
begitu saja, bahwa bulan sya’ban dalah bulan yang mulia. Sesungguhnya
bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci
Ramadhan. Dari sini, umat Islam dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya
dengan mempertebal keimanan dan memanjatkan doa dengan penuh
kekhusyukan.
Meski menurut para ahli hadist masih berbeda tentang
malam nisfu sya'ban ini, namun demikian menurut saya sangat dianjurkan
untuk meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah,
shalat sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat,
membaca al-Qur’an, bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih
lainnya.
AMALAN DI MALAM NISFU SYA’BAN
Sahabatku,
Bagaimana cara merayakan malam Nisfu Sya’ban? Apakah ada amalan-amalan khusus?
Menurut
sebagian besar Ulama, antara lain adalah dengan memperbanyak ibadah dan
shalat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan
Rasulullah, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Adapun meramaikan malam
Nisfu Sya’ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan shalat malam
berjamaah, menurut sebagian Ulama, Rasulullah SAW tidak pernah
melakukannya.
Bagi yang mau mengamalkannya, Malam Nifsu Sya’ban
Insya Allah jatuh pada hari ini Senin malam tanggal 26 Juli 2010 . INSYA
ALLAH !! Apabila anda semua berniat mengubah catatan rizki dan takdir
di dalam buku besar Allah menjadi lebih baik dan memohon ampun atas
dosa2 yang telah kita perbuat maka dibawah ini ada petunjuknya menurut
sebagian Ulama, yaitu antara lain:
1. Sholat fardlu Maghrib
2. Membaca Surah Yassin 3 kali
3. Membaca doa Nifsu Sya’ban
4. Menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan memperbanyak dzikir, shalawat, doa dan istighfar.
Adapun
apa yang sering dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam
Nisfu Sya’ban sebanyak 100 rakaat, Hadistnya oleh sebagian ahli hadist
dianggap sahih, namun sebagian menganggap dhaif.
Namun demikian dalam
urusan shalat sunnah, kata Nabi SAW, boleh kita tambahi jumlahnya dan
boleh kita kurangi sesuai kemampuan kita.
DOA MALAM NISFU SYA’BAN
Setelah di malam nisfu sya’ban disunnahkan untuk menyampaikan doa/keinginan anda dimalam dan insya Allah akan dikabulkan.
Mengenai doa di malam nisfu sya’ban menurut sebagian ulama adalah adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits2 berikut :
Hadist Pertama
Rasulullah saw bersabda,: “Allah
mengawasi dan memandang hamba hamba Nya di malam nisfu sya’ban, lalu
mengampuni dosa dosa mereka semuanya kecuali musyrik dan orang yg
pemarah pada sesama muslimin” (Shahih Ibn Hibban hadits no.5755)
Hadist Kedua
Berkata Aisyah ra : “disuatu
malam aku kehilangan Rasul saw, dan kutemukan beliau saw sedang di
pekuburan Baqi’, beliau mengangkat kepalanya kearah langit, seraya
bersabda : “Sungguh Allah turun ke langit bumi di malam nisfu sya’ban
dan mengampuni dosa dosa hamba Nya sebanyak lebih dari jumlah bulu
anjing dan domba” (Musnad Imam Ahmad hadits no.24825)
PENDAPAT ULAMA BESAR
Syaikh‘Abdul Qadir al-Jailaniy berkata, “Malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling mulia setelah Lailatul Qodr.” (Kalaam Habiib ‘Alwiy bin Syahaab)
Berkata Imam Syafii rahimahullah : “Doa
mustajab adalah pada 5 malam, yaitu malam jumat, malam idul Adha, malam
Idul Fitri, malam pertama bulan rajab, dan malam nisfu sya’ban” (Sunan Al Kubra Imam Baihaqiy juz 3 hal 319).
Dikutip
dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif
al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah bulan sholawat
kepada Nabi saw, karena ayat Innallaaha wa malaaikatahuu yushalluuna
‘alan Nabiy … diturunkan pada bulan itu. (Ma Dza Fiy Sya’ban?)
Dikutip dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya
bulan Sya’ban adalah bulan sholawat kepada Nabi saw, karena ayat
Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabiy … diturunkan pada
bulan itu. (Ma Dza Fiy Sya’ban?)
Berdasarkan fatwa ulama
besar di atas, maka kita memperbanyak doa di malam itu, jelas pula bahwa
doa tak bisa dilarang kapanpun dan dimanapun, bila mereka yang melarang
doa maka hendaknya mereka menunjukkan dalilnya?.
Demikian juga
tentang do’a khusus untuk malam nisfu Sya’ban seperti do’a di bawah ini,
ada ikhtilaf (perbedaan) dikalangan Ulama dan para ahli hadist. Jadi
selain DOA NISFU SYA’BAN di bawah boleh juga dengan do’a-do’a umum
terutama do’a yang ada di Al Qur’an dan Al Hadist.
Namun
demikian, di bawah ini adalah Do’a malam Nisfu Sya’ban yang diamalkan
oleh sebagian Ulama dan Anda boleh ikut mengamalkannya
DOA NISFU SYA’BAN:
“ALLAAHUMMA
YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU ‘ALAIKA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA
DZATH THAULI WALIN’AAM, LAA ILAAHA ILLAA ANTA, DHAHRUL LAAJIIN, WA
JAARUL MUSTAJIIRIIN, WA AMAANUL KHAA IFIIN, ALLAAHUMMA IN KUNTA KATABTA
NII ‘INDAKA FII UMMIL KITAABI SYAQIYYAN AW MAHRUUMAN AW MATHRUUDAN AW
MUQTARRAN ‘ALAYYA FIR RIZQI, FAMHULLAA HUMMA BI FADLLIKA SYAQAAWATII WA
HIRMAANII WA THARDII WAQ TITAARI RIZQII WA ATS-BITNII INDAKA FII UMMIL
KITAABI SA’IIDAN MARZUUQAN MUWAFFAQALLIL KHAIRAAT. FA INNAKA QULTA WA
QAULUKAL HAQQU FII KITAABIKAL MUNAZZALI ‘ALAA NABIYYIKAL MURSALI, YAMHUL
LAAHUMAA YASYAA U WA YUTSBITU WA ‘INDAHUU UMMUL KITAAB. ILAAHII
BITTAJALLIL AA’DHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYA’BAANIL
MUKARRAMIL LATII YUFRAQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIM WA YUBRAM, ISHRIF
‘ANNII MINAL BALAA I MAA A’LAMU WA MAA LAA A’LAM WA ANTA ‘ALLAAMUL
GHUYUUBI BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.
artinya:
“Ya
Allah Tuhanku Pemilik nikmat, tiada ada yang bisa memberi nikmat atasMU.
Ya Allah Pemilik kebesaran dan kemuliaan. Ya Allah Tuhanku Pemilik
kekayaan dan Pemberi nikmat. Tidak ada yang patut disembah hanya Engkau.
Engkaulah tempat bersandar. Engkaulah tempat berlindung dan padaMUlah
tempat yang aman bagi orang-orang yang ketakutan. Ya Allah Tuhanku, jika
sekiranya Engkau telah menulis dalam buku besarMU bahwa adalah orang
yang tidak bebahagia atau orang yang sangat terbatas mendapat nikmatMU,
orang yang dijauhkan daripadaMU atau orang yang disempitkan dalam
mendapat rizki, maka aku memohon dengan karuniaMU, semoga kiranya Engkau
pindahkan aku kedalam golongan orang-orang yang berbahagia, mendapat
keluasan rizki serta diberi petunjuk kepada kebajikan. Sesungguhnya
Engkau telah berkata dalam kitabMU yang telah diturunkan kepada RasulMU,
dan perkataanMU adalah benar, yang berbunyi: Allah mengubah dan
menetapkan apa-apa yang dikehendakiNYA dan padaNYA sumber kitab. Ya
Allah, dengan tajalliMU Yang Mahabesar pada malam Nisfu Sya’ban yang
mulia ini, Engkau tetapkan dan Engkau ubah sesuatunya, maka aku memohon
semoga kiranya aku dijauhkan dari bala bencana, baik yang aku ketahui
atau yang tidak aku ketahui, Engkaulah Yang Mahamengetahui segala
sesuatu yang tersembunyi. Dan aku selalu mengharap limpahan rahmatMU ya
Allah Tuhan Yang Maha Pengasih.”
Sahabatku,
Perlu saya
tekankan di sini, tidak ada larangan dari Rasul untuk berdoa di malam
Nisfu Sya’ban, justru pelarangan akan hal ini merupakan perbuatan
munkar, sebagaimana sabda Rasulullah saw : “sungguh sebesar besarnya
dosa muslimin dg muslim lainnya adalah pertanyaan yg membuat hal yg
halal dilakukan menjadi haram, karena sebab pertanyaannya” (Shahih Muslim)
KESIMPULAN
Dari
paparan di atas, kita sebagai umat Islam angat dianjurkan untuk
meramaikan malam Nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat
sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat,
membaca al-Qur’an, bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih
lainnya.
Sejak
semula, Rasulullah Muhammad SAW telah mensinyalir bahwa bulan Sya’ban
atau bulan ke-8 dari perhitungan bulan Qamariyah (Hijriah) merupakan
bulan yang biasa dilupakan orang.
Maksud Rasulullah, hikmah dan
berbagai kemuliaan dan kebajikan yang ada dalam bulan Sya’ban dilupakan
orang. Mengapa dilupakan? Menurut pengakuan Rasulullah, karena bulan
Sya’ban berada di antara dua bulan yang sangat terkenal keistimewaannya.
Kedua bulan dimaksud adalah bulan Rajab dan bulan Ramadan. Bulan Rajab
selalu diingat karena di dalamnya ada peristiwa Isra Mikraj yang
diperingati dan dirayakan sedang bulan Ramadan ditunggui kedatangannya
karena bulan ini adalah bulan yang paling mulia dan istimewa di antara
bulan yang ada.
Lantas apa dan bagaimana bulan Sya’ban?
Keistimewaan dan kemuliaan bulan Sya’ban terletak pada pertengahannya,
sehingga disebut dengan Nisfu Sya’ban. Nisfu artinya setengah atau
seperdua, dan Sya’ban sebagaimana disebut pada awal tulisan ini, adalah
bulan kedelapan dari tahun Hijrah. Nisfu Sya’ban secara harfiyah berarti
hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15 Sya’ban. Kata
Sya’ban sendiri adalah istilah bahasa Arab yang berasal dari kata
syi’ab yang artinya jalan di atas gunung.
Bulan kedelapan dari
tahun Hijriah itu dinamakan dengan Sya’ban karena pada bulan itu
ditemukan banyak jalan untuk mencapai kebaikan. Malam Nisfu Sya’ban
dimuliakan oleh sebagian kaum muslimin karena pada malam itu diyakini
dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia; Raqib dan Atib,
menyerahkan catatan amalan manusia Allah SWT, dan pada malam itu pula
catatan-catatan itu diganti dengan catatan yang baru.
Diriwayatkan
bahwa Rasulullah bersabda “Bulan Sya’ban itu bulan yang biasa dilupakan
orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Ia
adalah bulan diangkatnya amal-amal oleh Tuhan. Aku menginginkan saat
diangkat amalku aku dalam keadaan sedang berpuasa (HR Nasa’I dari
Usamah).
Sehubungan dengan hal itu Imam Bukhari dan Muslim
meriwayatkan pengakuan Aisyah ra.” lam yakunin Nabiyi sha mim yashumu
aksara min sya’baana finnahu kaana yashumuhu kulluhu kaana yashumuhu
illa qalilan. Maksud Aisyah dalam periwayatan ini bahwa Nabi Muhammad
SAW paling banyak berpuasa pada bulan Sya’ban.
Lebih jauh dari
itu, pada malan Nisfu Sya’ban Allah SWT menurunkan berbagai kebaikan
kepada hambanya yang berbuat baik pada malam tersebut. Kebaikan-kebaikan
itu berupa syafaat (pertolongan), magfirah (ampunan), dan itqun min
azab (pembebasan dari siksaan). Oleh karena itu malam Nisfu Sya’ban
diberi nama yang berbeda sesuai dengan penekanan kebaikan yang
dikandungnya.
Imam al-Gazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban
sebagai malam Syafaat, karena menurutnya, pada malam ke-13 dari bulan
Sya’ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Lalu
pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Meskipun
demikian ada beberapa gelintir orang yang tidak diperuntukkan pemberian
syafaat kepadanya. Orang-orang yang tidak diberi syafaat itu antara lain
ialah orang-orang yang berpaling dari agama Allah dan orang-orang yang
tidak berhenti berbuat keburukan.
Nisfu Sya’ban dinamakan juga
sebagai malam pengampunan atau malam magfirah, karena pada malam itu
Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama
kepada hambanya yang saleh. Namun dalam pemberian ampunan itu
dikecualikan bagi orang-orang yang masih tetap pada perbuatannya
mensyarikatkan Allah alias musyrik, dan bagi mereka yang tetap berpaling
dari Allah SWT. Nabi bersabda: ?Tatkala datang malam Nisfu Sya’ban
Allah memberikan ampunanNya kepada penghuni bumi, kecuali bagi orang
syirik (musyrik) dan berpaling dariNya (HR Ahmad).
Kecuali Enam Golongan
Ibn
Ishak meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa pernah Rasulullah
memanggil isterinya, Aisyah dan memberitahukan tentang Nisfu Sya’ban.
“Wahai Humaira, apa yang engkau perbuat malam ini? Malam ini adalah
malam di mana Allah yang Maha Agung memberikan pembebasan dari api
neraka bagi semua hambanya, kecuali enam kelompok manusia”.
Kelompok yang dimaksud Rasulullah yaitu,
Pertama,
kelompok manusia yang tidak berhenti minum hamr atau para peminum
minuman keras. Sebagaimana berulang kali dikemukakan bahwa yang dimaksud
dengan hamr adalah jenis minuman yang memabukkan, baik jenis minuman
yang dibuat secara tradisional mapun jenis minuman yang dibuat secara
modern. Istilah populernya adalah minuman keras atau miras. Yang disebut
pertama antara lain tuak atau ballok, baik ballok tala, ballok nipa,
maupun ballok ase. Sementara yang disebut kedua antara lain bir dan
whyski. Termasuk kategori sebagai orang yang tidak berhenti minum hamr
ialah orang-orang menyiapkan minuman tersebut atau para pembuat dan
pengedarnya. Mereka ini tidak mendapat pembebasan dari api neraka,
tetapi malah diancam dengan siksaan api neraka.
Kedua,
orang-orang yang mencerca orang tuanya. Termasuk kategori mencerca orang
tua ialah berbuat jahat terhadap orang tua yang dalam hal ini ibu
bapak. Menurut ajaran agama yang menyatakan syis saja kepada ibu atau
bapak itu sudah termasuk dosa. Membentak orang tua termasuk perbuatan
yang sangat dilarang. Allah SWT di samping menegaskan kepada manusia
untuk tidak beribadah selainNya, maka kepada kedua orangtua berbuat
baiklah. Waqadha Rabbuka an La ta’buduu Illah Iyyahu wa bilwalidaini
ihsanan (al-Isra: 17:23). Perbutan kategori baik terhadap orang tua
antara lain bertutur kata kepada keduanya dengan perkataan yang mulia,
merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang, dan kepada
keduanya didoakan; “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil.”
Ketiga,
orang-orang yang membangun tempat zina. Tempat berzina dimaksud adalah
tempat pelacuran yang kini nama populernya tempat PSK (pekerja seks
komersial). Golongan atau kelompok orang yang seperti ini, pada malam
Nisfu Sya’ban tidak mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi
sebaliknya mereka dijanji dengan siksaan dan azab.
Keempat,
orang-orang atau para pedagang yang semena-mena menaikkan harga barang
dagangannya sehingga pembeli merasa dizalimi. Misalnya, penjual bahan
bakar minyak, termasuk minyak tanah. Harga dagangan jenis ini sudah ada
harga standar, tetapi kalau penjualnya menaikkan harganya secara zalim,
maka penjual yang demikian itulah yang tidak mendapat pembebasan dari
neraka.
Kelima, petugas cukai yang tidak jujur. Termasuk kategori
petugas cukai adalah para kolektor pajak atau orang-orang yang menagih
pajak dan retribusi. Misalnya petugas cukai yang bertugas di pasar-pasar
yang menerima uang atau cukai dari penjual dengan bukti penerimaan
dengan karcis. Salah satu bentu ketidakjujuran kalau uang diterima
tetapi tidak diserahkan bukti penerimaan (karcis).
Keenam,
kelompok orang-orang tukang fitnah. Orang-orang kelompok ini suka
menyebarkan isu dan pencitraan buruk yang sesungguhnya hanyalah sebuah
fitnah. Keenam golongan inilah yang disebut tidak mendapat fasilitas
itqun minannar.
Atas dasar itu, kiranya kita semua dapat
menyadari bahwa sesungguhnya bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan
untuk memasuki bulan suci Ramadan. Persiapan itu meliputi persiapan
mental dan persiapan fisik. Manusia atau umat hendaknya memasuki bulan
suci Ramadan sudah dalam keadaan iman yang mantap dan sudah dalam
keadaan mendapatkan syafaat, dan sudah dalam keadaan mendapat jaminan
dan pembebasan dari siksaan api neraka.
Dari paparan di atas,
kita sebagai umat Islam angat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu
Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah, memperbanyak
bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat, membaca al-Qur’an,
bersedekah, berdo’a dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.