MAKALAH
KLASIFIKASI MEDIA
PEMBELAJARAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Media Pembelajaran
Dosen : Kurnaengsih,
M.Ag
Oleh
Semester V A :
SAMSUL MA’ARIF 221240111076
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
1434 H /2013 M
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Sholawat teriring salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang selalu mendo’akan umatnya.
Kami
bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
makalah “KLASIFIKASI
MEDIA PEMBELAJARAN” telah
terselesaikan.
Kemudian kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari semua
pihak agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik dari apa yang
diharapkan.
Semoga makalah ini bisa memberi
manfaat bagi semua pihak yang membaca. Amin…
Indramayu, 01 November 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah………………………………….……………….... 1
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................... 2
2.1.
Klasifikasi Media Pembelajaran……………………..……………….. 2
2.1.1. Media Berbasis Manusia………...……...…………………………….. 5
2.1.2. Media Berbasis Teknologi.……..…………………………………….. 6
2.1.3. Media Berbasis Alam......……………………….…………………….. 9
BAB III PENUTUP............................................................................................. 11
3.1.
Kesimpulan…........................................................................................ 11
3.2. Saran……..……………….….………………………….…………….. 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang
meliputi pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Dengan masuknya berbagai
pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya teori/konsep baru dan teknologi)
media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan terampil dalam
berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan karakteristiknya. Dari
sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau
pengelompokan media yang mengarah pada pembuatan taksonomi media pendidikan
/pembelajaran.
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran
akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan
media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan
tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta
kemampuan dan karakteristik belajar, akan sangat menunjang efisiensi dan
efektifitas proses dan hasil pembelajaran. Terkait dengan hal-hal tersebut maka
di dalam penyusunan makalah ini akan di bahas beberapa rumusan masalah.
1.2. Rumusan
Masalah
- Bagaimana klasifikasi media pembelajaran ?
- Bagaimana media berbasis manusia ?
- Bagaimana media berbasis teknologi ?
- Bagaimana media berbasis alam ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Klasifikasi Media Pembelajaran
Dalam suatu proses pembelajaran kehadiran media mempunyai
arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan
yang akan disampaikan dapat di bantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat
disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu
guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan
dapat di konkretkan dengan kehadiran media.[1]
Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan
sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem intruksional di samping
pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat
lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya di
sajikan dengan mempergunakan peralatan. Sedangkan peralatan atau perangkat
keras (hardware) sendiri merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan
yang terkandung pada media tersebut dan (Brainware) merupakan manusia
yang terlibat dalam mengoperasikan dan mengatur sistem didalam computer. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam
khazanah pendidikan seperti ilmu cetak-mencetak, tingkah- laku (behaviorisme),
komunikasi, dan laju perkembangan teknologi elektronik, media dalam
perkembangannya tampil dalam berbagai jenis dan format (modul cetak, film,
televisi, film bingkai, film rangkai, program radio, computer, dst).
Masing_masing dengan ciri dan kemampuannya sendiri. Dari sinilah timbul
usaha-usaha penataannya, yaitu pengelompokan atau klasifikasi menurut kesamaan
ciri atau karakteristiknya. Para ahli berbeda dalam setiap pengelompokannya,
diantaranya :
- Taksonomi menurut Rudy Bretz
Bretz
mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok yaitu : suara,
visual dan gerak. Visual sendiri di bedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis (line
graph) dan simbol yang merupakan suatu continuum dari bentuk yang dapat di
tangkap dengan indera penglihatan. Di samping itu Bretz juga membedakan antara
media siar (telecommunication) dan media rekaman (recording)
sehingga terdapat 8 klasifikasi media :
- Media audio visual gerak
- Media audio visual diam
- Media audio semi gerak
- Media visual gerak
- Media visual diam
- Media semi gerak
- Media audio
- Media cetak[2]
- Taksonomi menurut Briggs
Taksonomi ini lebih mengarah pada karakteristik menurut
stimulus atau rangsangan yang dapat di timbulkannya dari pada medianya sendiri,
yaitu kesesuaian rangsaangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas
pembelajaran, bahan, dan transmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media
yang di pergunakan dalam proses pembelajaran, yaitu : Objek, model, suara
langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis,
media transparasi, film rangkai, film bingkai, film televise, dan gambar.
- Taksonomi menurut Gagne
Tanpa menyebutkan jenis dari masing-masing medianya, Gagne
membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu :
- Benda untuk didemonstrasikan
- Komunikasi lisan
- Media cetak
- Gambar diam
- Gambar gerak
- Film bersuara
- Mesin belajar
Ke tujuh kelompok media ini kemudian di kaitkannya dengan
kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkatan hirarki belajar yang di
kembangkannya, yaitu : pelontar stimulus, penarik minat belajar, contoh
perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berfikir, memasukkan
alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.[3]
- Taksonomi menurut Wilbur schramm
Media dapat di golongkan menjadi media rumit, mahal, dan
media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya
liputan, yaitu :
- Liputan luas dan serentak, seperti tv, radio, dan facsimile.
- Liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape
- Media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan computer dan telepon.
Dari beberapa usaha pengklasifikasian di atas bahwa
karakteristik atau ciri-ciri khas suatu media berbeda menurut tujuan dan maksud
pengelompokannya. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan
membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan,
ataupun penciuman, atau kesesuainnya dengan tingkatan hirarki belajar seperti
yang di ungkapkan oleh Gagne dan sebagainya. Jadi klasifikasi media,
karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Maka dari itu untuk tujuan
praktis, dibawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jenis media yang lazim
dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia, diantaranya :
- Media grafis
Media grafis termasuk media visual. Sebagaiman halnya media
yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke
penerima pesan. Saluran yang di pakai menyangkutbindera penglihatan. Pesan yang
akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
- Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan
indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam
lambing-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal
- Media proyeksi diam
Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafis
dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaan yang jelas antara
keduanya yaitu bila pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan
pesan media yang bersangkutan, pada media proyeksi pesan tersebut harus di
proyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran terlebih dahulu.[4]
2.1.1
Media Berbasis Manusia
Diantara beberapa media media berbasis
manusia merupakan media tertua untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan
atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah
sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa.
Media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui
eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi
pada lingkungan belajar. Seringkali dalam suasana pembelajaran, siswa pernah
mengalami pengalaman belajar yang jelek dan memandang belajar sebagai sesuatu
yang negatif. Instruktur manusia “sebagai media” secara intuitif dapat
merasakan kebutuhan siswanya dan memberinya pengalamn belajar yang akan
membantu mencapai tujuan pembelajaran.
Media berbasis manusia mengajukan dua
teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya
ala Socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun
berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. Dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a.
Merumuskan
masalah yang relevan.
b.
Mengidentifikasi
pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk memecahkan masalah.
c.
Ajarkan mengapa
pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk
pemecahan masalah.
d.
Tuntun
explorasi siswa.
e.
Kembangkan
masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kesulitan.
Sedangkan bertanya ala Socrates:
a. Mengidentifikasi pertanyaan yang meminta siswa berbagi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mensintesis pekerjaan atau tugas mereka.
b. Pelajaran mungkin bisa dimulai dengan
diskusi dalam kelompok besar sebagai pembahasan explorasi. Siswa selanjutnya dapat
dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendalami isu dan
gagasan-gagasan yang muncul dalam pembahasan kelompok besar.
c. Menentukan apakah siswa harus belajar
atau bekerja bersama-sama dalam kelompok, perorangan, seorang demi seorang,
atau secara bebas.
Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media
berbasis manusia ialah rancangan pelajaran yang interaktif.
2.1.2
Media Berbasis Teknologi
Secara istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani : Thecnologis.
Thechnie berarti seni, keahlian atau sains, sedangkan logos yaitu
berarti ilmu. Menurut Gaibraith teknologi dapat diartikan sebagai penerapan
sistematis dari pengetahuan ilmiah atau terorganisasikan dalam hal-hal yang
praktis. Teknologi pendidikan dalam arti sempit bisa merupakan media
pendidikan, yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan agar
berhasil guna,efesien serta efektif. Sedang dalam arti luas menurut Association
for Educational Communication and Technology (AECT) adalah proses yang
komplek dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan
evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar
manusia.[6]
Menurut perjalanan sejarah, dunia pendidikan telah mengalami
empat tahap perubahan ditinjau dari cara penyajian materi pelajarannya.
Perkembangan yang pertama adalah tatkala dalam masyarakat tumbuh suatu profesi
baru yang di sebut “Guru” yang diberi tanggung jawab untuk melakasanakan
pendidikan mewakili orang tua. Dengan demikian, maka terjadi pergeseran peranan
pendidikan, yang biasa diselenggarakan di rumah berubah menuju ke pendidikan
sekolah secara formal. Perkembangan yang kedua dimulai dengan dipergunakannya
bahasa tulisan di samping bahasa lisan dalam menyampaikan ajaran atau materi.
Perkembangan pendidikan yang ketiga terjadi dengan di temukannya teknik
pencetakan yang memungkinkan diperbanyaknya bahan-bahan bacaan dalam bentuk
buku-buku teks sebagai materi pelajaran tercetak. Perkembangan pendidikan yang
keempat terjadi dengan mulai masuknya teknologi berikut produknya yang
menghasilkan ala-alat mekanis, optis, maupun elektronis.[7]
Teknologi terus berkembang dari waktu ke waktu, baik dari
segi jumlah, tingkatan kerumitannya, maupun dari segi kemampuannya. Media
pendidikan sebagai produk dari teknologi pun bervariasi, mulai dari teknologi
yang sederhana hingga teknologi yang canggih. Apapun teknologi media yang di
pergunakan, hal yang terpenting adalah adanya interaksi dua arah atau lebih
antara peserta didik dan pendidik. Di harapkan dari teknologi ini dapat
memberikan pengaruh bagi peningkatan sektor pendidikan dalam berbagai bentuk
dan manifestasinya. Karena pada prinsipnya suatu proses pembelajaran adalah
merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara
keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada
suatu target yang telah di tetapkan sebelumnya.[8]
Meskipun demikian, tidak ada teknologi yang paling bagus
untuk mecapai sebuah tujuan pendidikan. Mengingat keunggulan dan keterbatasan
masing-masing teknologi, maka pemilihan dan penggunaannya dalam pendidikan
harus bersifat pragmatis karena teknologi cepat sekali berkembang. Menurut
Chute, telah mengelompokkan berbagai pelihan teknologi untuk pendidikan, mulai
dari yang sederhana sampai yang paling canggih dan mutakhir, yaitu sebagai
berikut :
- Teknologi audio
Pilihan interaktif yang sederhana adalah telepon. Sebagai
media komunikasi, telepon dapat dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan dan
belajar.
- Teknologi audio dan data
Salah satu kelemahan teknologi audio adalah tidak adanya
visual dalam proses pembelajaran tersebut. Perpaduan kemampuan audio dari
telepon dan kemampuan data computer telah melahirkan aplikasi belajar jarak
jauh yang disebut audiografis.
- Teknologi video
Teknologi ini meliputi kaset video, siaran video satu arah, video
on demand, video dan BCT, serta video dua arah. Program video ini dapat
juga disiarkan secara satu arah untuk mengkomunikasikan kebijakan pengelola
sekolah maupun untuk menunjang proses pembelajaran.[9]
- Computer based training
Pendidikan dan pelatihan berbasis computer ini merupakan
bentuk lain dari aplikasi teknologi untuk pendidikan yang menggunakan computer
sebagai alat untuk menyampaikan pelajaran(computer Assited Intruction) atau
mengelola pengalaman belajar siswa (computer Managed Instruction)
- Konferensi computer
Teknologi ini merupakan pemayung berbagai kegiatan penerapan
teknologi komputer untuk menunjang komunikasi antar manusia, misalnya surat
elektronik (email), system konferensi kelompok, dan system penyampaian
pesan interaktif (mailing list).
f. Pendidikan dan pelatihan di internet
Internet merupakan teknologi yang memberikan landasan yang
kuat bagi penciptaan lingkungan belajar yang kaya dan luwes serta mampu
memenuhi kebutuhan pendidikan dan pelatihan.[10]
Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa teknologi ternyata
telah memberikan kontribusi yang begitu besar bagi penyelenggaraan pembelajaran
dan pendidikan pada umumnya. Aplikasi teknologi telah memungkinkan terciptanya
lingkungan belajar global yang terhubungkan melalui jaringan. Pendidikan
hendaknya menerapkan suatu sistem yang benar-benar menempatkan siswa di
tengah-tengah proses pembelajaran dengan dikelilingi oleh berbagai sumber
belajar dan layanan belajar elektronik, mulai dari pendidik sampai ke peserta
didik, dengan layanan informasi dan dukungan administratif maupun akademis.
2.1.3
Media Berbasis Alam
- Lingkungan sebagai media belajar
Penggunaan
media grafis, tiga dimensi, dan proyeksi pada dasarnya memvisualkan fakta,
gagasan, kejadian, peristiwa dalam bentuk tiruan dari keadaan sebenarnya untuk
di bahas di dalam kelas dalam membantu proses pengajaran.di lain pihak guru dan
siswa bisa mempelajari keadaan sebenarnya di luar kelas dengan menghadapkan
para siswa kepada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati dalam
hubungannya dengan proses belajar mengajar. Pada prinsipnya belajar adalah
suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang
hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya. Ada beberapa cara bagaimana
mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, diantaranya :
- Dengan survey, yakni siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain.
- Dengan kemah atau kamping, kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, dan lain-lain. Siswa di tuntut merekam apa yang ia alami, rasakan, lihat dan kerjakan selama kemah berlangsung.
- Dengan karyawisata, yaitu kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integeral dari kegiatan kurikuler di sekolah.
- Dengan praktik lapangan, yaitu praktik yang dilakukan seorang siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya siswa SPG diterjunkan ke sekolah dasar untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah.
- Masyarakat sebagai media belajar
Pelaksanaan pendidikan selama ini lebih banyak hanya
mengutamakan aspek kognitifnya saja, sedangkan aspek afektif, psikomotorik
sering di lupakan. Kita bisa mengetahui banyak sekolah di sekitar kita yang
hanya mentransfer ilmu di dalam kelas, yang hanya merupakan pendidikan materi
belaka, sedangkan praktik lapangan tidak diperhatikan. Padahal anak didik hanya
dibekali ilmu saja tanpa skill dan pengalaman yang matang ia pasti bisa terjun
dalam realitas masyarakat. Karena masyarakat akan melihat anak itu mampu atau
tidaknya, bukan hanya pengetahuan sekedar pengetahuan saja. Berpijak dari
permasalahan tersebut, maka masyarakat sebagai sumber pendidikan haruslah dapat
dijadikan sebagai kajian yang menyeluruh. Karena kita tahu bahwa dalam
kehidupan masyarakat adalah bahan-bahan yang hidup dan nyata untuk dikaji
secara mendalam. Karenanya pendidikan di sekolah bukan saja harus menyesuaikan
diri dengan masyarakat, akan tetapi masyarakat di jadikan sumber yang luas bagi
pengalaman belajar, artinya bahwa sekolah dapat dibawa kedalam masyarakat dan
sebaliknya masyarakat dapat dibawa kedalam sekolah.
Jadi, lingkungan dan masyarakat sebagai media dan sumber
belajar para siswa dapat dioptimalkan dalam proses pengajaran untuk memperkaya
bahan dan kegiatan belajar mengajar. Prosedur belajar untuk memanfaatkan
lingkungan serta masyarakat sebagai media dan sumber belajar ditempuh melalui beberapa
cara antara lain, survey, berkemah, karyawisata pendidikan, praktek lapangan,
dan lain-lain.[11]
.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
- Para ahli berbeda dalam setiap pengklasifikasiannya, diantaranya :
- Taksonomi menurut Rudy Bretz terdapat 8 klasifikasi media : Media audio visual gerak, media audio visual diam, media audio semi gerak, media visual gerak, media visual diam, media semi gerak, media audio, media cetak.
- Taksonomi menurut Gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu : Benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, mesin belajar
- Taksonomi menurut Wilbur schramm menggolongkan menjadi media rumit, mahal, dan media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu : 1. Liputan luas dan serentak, seperti tv, radio, dan facsimile. 2. liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape. 3. media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan computer dan telepon.
2. Media berbasis manusia
Media berbasis
manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada
masalah dan bertanya ala Socrates.
3. Media berbasis teknologi
Menurut Association for
Educational Communication and Technology (AECT) adalah proses yang komplek
dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi
untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan
mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
4. Media berbasis alam
a. Lingkungan sebagai media belajar
b. Masyarakat sebagai media belajar
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka
diperoleh saran-saran sebagai berikut :
1.
Hendaknya calon
pendidik (mahasiswa/i PAI) selalu
meningkatkan efektivitas proses pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan serta situasi dan
kondisi agar mendapatkan hasil
yang lebih optimal.
2.
Agar proses pelaksanaan pembelajaran pada prodi
PAI Universitas Wiralodra Indramayu berhasil dan lebih baik lagi dengan
mendalami mata kuliah Media Pembelajaran khususnya pada tema Klasifikasi Media
Pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
Rivai dan Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran, Bandung : CV Sinar Baru,
1989.
Arsyad,
Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo, 2003.
Aswan
Zain, dan Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta :
PT Rineka Cipta, 2010.
Diakses pada hari jum’at jam 07.00 WIB.
Mukhtar,
Desain pembelajaran Pendidikan Islam, Jakarta : CV Misaka Galiza, 2003.
Sadiman,
Arif S, dkk, Media Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada , 1996.
Syukur,
Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang : Rasail, 2005.
[1]
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta
: PT Rineka Cipta, 2010), hlm. 120
[2]
Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada ,1996), hlm. 19-20
[3]
Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada ,1996), hlm. 23
[4]
Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada ,1996), hlm. 28
[6]
Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang : Rasail, 2005), hlm. 3
[7]
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung : CV Sinar
Baru, 1989), hlm. 4
[8] Mukhtar,
Desain pembelajaran Pendidikan Islam, (Jakarta : CV Misaka Galiza,
2003), hlm. 105
[9] Http://ibnuoktaviandotcom.wordpress.com/2012/12/10/makalah-klasifikasi-media-pembelajaran/
[10]
Mukhtar, Desain pembelajaran Pendidikan Islam, Op.Cit, hlm. 106
[11]
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung : CV Sinar
Baru, 1989), hlm. 209-210.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Selamat Datang Dan Sukses Selalu Di Blog Ini...